Cuci darah biasanya berlangsung sekitar 2,5 sampai 4,5 jam, dan dilakukan 2-3 kali seminggu. Waktu untuk cuci darah tergantung pada tingkat akut atau kronisnya gagal ginjal yang diderita. Prosedur cuci darah yang dilakukan akan kurang lebih berlangsung seperti dibawah ini: Pemeriksaan kondisi kesehatan tubuh oleh dokter atau perawat, seperti peredaran darah manusia, seperti kelebihan ureum, kreatinin, asam urat dan zat-zat lain melalui membran semipermeabel. Pasien gagal ginjal kronik menjalani proses hemodialisis sebanyak 2-3 kali seminggu, dimana setiap kali hemodialisis rata-rata memerlukan waktu antara 4-5 jam (Rahman, Kaunang & Elim, 2016). Ureum dan kreatinin seharusnya dalam jumlah tertentu bisa dibuang melalui ginjal. Gejala lain pada pasien CKD diantaranya adalah mual muntah, nafsu makan yang menurun, lemah, perbedaan jumlah buang air kecil, kram otot, gatal berkepanjangan, dan pada keadaan yang berat bisa sesak nafas, dan tekanan darah tinggi yang sulit dikontrol. 2.1 Unit Hemodialisa. Pengertian Unit Hemodialisa adalah unit pelayanan cuci darah yang terdiri dari minimal 4 mesin hemodialisa, yang disupervisi oleh seorang nefrolog (dokter spesialis penyakit dalam konsulen ginjal hipertensi) dan seorang dokter spesialis penyakit dalam yang sudah menjalani pelatihan hemodialisa sebagai penanggung jawab 2.Seseorang laki-laki berusia 50 tahun di rawat dengan CKD. Hasil pengkajian nampak udem facialis, udem ekstremitas, JVP 5+4 cmH20, nampak pucat dan lelah. Lab: ureum 75,30mg/dL. Keluarga mengatakan awalnya pasien hanya mengeluh kaki kanan tidak dapat digerakan namun saat di RS pasien di haruskan untuk cuci darah. Penderita yang tanpa disertai gagal ginjal akut juga mempunyai indikasi urgent untuk memulai dialisis ginjal apabila ditemukan kriteria berikut, yaitu: BUN > 112 mg/dL (40 mmol/L), Konsentrasi potassium plasma > 6 mEq/L (atau > 5.5 mEq/L meskipun telah mendapat intervensi medis), pH < 7.15, edema paru (memerlukan flow rate oksigen > 50%). .

cuci darah 2 kali seminggu